Arti Seorang Ibu
Ibu…
Ketika ku terjaga dari tidur malamku…
Kulihat engkau masih tertidur membisu…
Pandanganku tertumbuk pada wajahmu…
Mungkin engkau tiada seayu dulu…
Tetapi raut wajahmu tetap tenangkan kalbu…
Banyak rambut yang memutih di kepalamu…
mungkin karena kesedihan akibatku…
akibat segala tindak bodohku…
Kerut-kerut di wajahmu…
mungkin karena engkau terus memikirkan aku…
terkadang sampai lupa memikirkan dirimu…
Bila kuingat, betapa bodohnya aku…
Melawanmu, paksakan kehendakku…
Tetapi akhirnya mencelakai diriku…
Aku melawan bila kau marahi aku…
Tapi aku tahu, di balik amarahmu…
Namaku selalu kau selipkan di doamu…
Aku benci jika kau melarangku…
Tapi aku tahu, apa tujuanmu…
yaitu menjaga dan melindungiku…
Aku selalu menceritakan banyak hal kepadamu…
tanpa bisa sedikitpun mendengar keluh kesahmu…
padahal aku tahu, lebih banyaklah lelahmu dariku…
Aku sering tidak ada ketika kau butuh aku…
tetapi aku selalu memintamu ada untuk aku…
betapa egois dan jahatnya aku!
Sekarang, ketika telah cukup dewasa aku…
aku masih saja sering mengesalkanmu…
dengan segala tingkah laku kekanakkanku…
Tapi aku berjanji, Ibu…
Ketika nanti tiba hari tuamu…
Aku akan selalu ada untukmu…
Dari segala kesibukanku, akan kusempatkan waktu untukmu…
Dari segala kepenatanku, izinkan aku berkeluh kepadamu…
Dari segala kebingunganku, izinkan aku mohon petunjuk padamu…
Mungkin, bahkan seribu kata maafku tidak cukup bagimu…
Berlaksa ampun kuhaturkan tak dapat membayar dosaku…
tetapi tetap, kumohon maaf padamu, ibu…
Hanya satu yang dapat kujanjikan kepadamu…
Bahwa suatu hari nanti aku akan berhasil untukmu…
Dan membuatmu tersenyum bangga karenaku..
Ketika ku terjaga dari tidur malamku…
Kulihat engkau masih tertidur membisu…
Pandanganku tertumbuk pada wajahmu…
Mungkin engkau tiada seayu dulu…
Tetapi raut wajahmu tetap tenangkan kalbu…
Banyak rambut yang memutih di kepalamu…
mungkin karena kesedihan akibatku…
akibat segala tindak bodohku…
Kerut-kerut di wajahmu…
mungkin karena engkau terus memikirkan aku…
terkadang sampai lupa memikirkan dirimu…
Bila kuingat, betapa bodohnya aku…
Melawanmu, paksakan kehendakku…
Tetapi akhirnya mencelakai diriku…
Aku melawan bila kau marahi aku…
Tapi aku tahu, di balik amarahmu…
Namaku selalu kau selipkan di doamu…
Aku benci jika kau melarangku…
Tapi aku tahu, apa tujuanmu…
yaitu menjaga dan melindungiku…
Aku selalu menceritakan banyak hal kepadamu…
tanpa bisa sedikitpun mendengar keluh kesahmu…
padahal aku tahu, lebih banyaklah lelahmu dariku…
Aku sering tidak ada ketika kau butuh aku…
tetapi aku selalu memintamu ada untuk aku…
betapa egois dan jahatnya aku!
Sekarang, ketika telah cukup dewasa aku…
aku masih saja sering mengesalkanmu…
dengan segala tingkah laku kekanakkanku…
Tapi aku berjanji, Ibu…
Ketika nanti tiba hari tuamu…
Aku akan selalu ada untukmu…
Dari segala kesibukanku, akan kusempatkan waktu untukmu…
Dari segala kepenatanku, izinkan aku berkeluh kepadamu…
Dari segala kebingunganku, izinkan aku mohon petunjuk padamu…
Mungkin, bahkan seribu kata maafku tidak cukup bagimu…
Berlaksa ampun kuhaturkan tak dapat membayar dosaku…
tetapi tetap, kumohon maaf padamu, ibu…
Hanya satu yang dapat kujanjikan kepadamu…
Bahwa suatu hari nanti aku akan berhasil untukmu…
Dan membuatmu tersenyum bangga karenaku..
0 komentar:
Posting Komentar